Profil Desa Kedungoleng

Ketahui informasi secara rinci Desa Kedungoleng mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kedungoleng

Tentang Kami

Desa Kedungoleng di Kecamatan Paguyangan, Brebes, menawarkan perpaduan potensi alam, pertanian jagung, dan wisata pemandian air panas. Dikenal dengan budaya Sedekah Bumi, desa ini terus berbenah dalam pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat.

  • Potensi Wisata Alam

    Desa ini menjadi destinasi unggulan berkat Pemandian Air Panas (PAP) Tirta Husada atau Cipanas Kedungoleng, serta pengembangan Wisata Hutan Ngabei dan Drais View 360°

  • Sentra Pertanian Jagung

    Sektor pertanian, khususnya komoditas jagung, menjadi penggerak utama perekonomian desa, didukung oleh kelompok tani aktif seperti Kelompok Tani Berkah Joyo

  • Kekayaan Budaya dan Dinamika Sosial

    Masyarakat Kedungoleng aktif melestarikan tradisi seperti Sedekah Bumi dan Tawasulan dengan kesenian Kuda Kepang dan Lengger Calung, sambil menunjukkan dinamika sosial yang tinggi dalam mengawal pemerintahan desa

Pasang Disini

Terletak di wilayah selatan Kabupaten Brebes, Desa Kedungoleng, Kecamatan Paguyangan, menjelma menjadi sebuah wilayah yang dinamis dengan perpaduan kekayaan alam, geliat ekonomi pertanian, serta tradisi budaya yang kental. Keberadaan destinasi wisata Pemandian Air Panas Tirta Husada yang populer dengan sebutan Cipanas Kedungoleng, menjadikan desa ini sebagai salah satu titik penting di peta pariwisata Brebes. Didukung oleh tanah yang subur dan masyarakat yang tangguh, Kedungoleng terus bergerak maju menghadapi tantangan zaman sambil merawat warisan leluhur.

Desa Kedungoleng secara geografis memiliki karakteristik unik. Wilayahnya terbelah oleh area hutan pinus yang memisahkan area barat dan timur. Pusat pemerintahan desa sendiri berlokasi di bagian barat, tepatnya di kawasan yang dikenal sebagai Cipanas. Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), Desa Kedungoleng memiliki jumlah penduduk sebanyak 10.148 jiwa. Informasi mengenai luas wilayah desa secara pasti masih dalam konfirmasi data monografi terbaru, namun desa ini dikenal memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas, yang menjadi sumber utama mata pencaharian warganya.

Secara administratif, Desa Kedungoleng berlokasi di Kecamatan Paguyangan. Batas wilayahnya di sebelah selatan dan timur bersinggungan langsung dengan Kabupaten Banyumas, menjadikannya salah satu gerbang perbatasan antara dua kabupaten. Di sebelah barat, wilayahnya berdekatan dengan Kecamatan Bantarkawung dan Bumiayu. Posisi strategis ini turut mempengaruhi corak sosial dan ekonomi masyarakatnya yang sebagian besar mengandalkan sektor agraris dan jasa.

Menggeliatnya Sektor Pariwisata Berbasis Alam

Potensi terbesar yang menempatkan nama Kedungoleng di kancah regional yaitu sektor pariwisata. Ikon utamanya ialah Pemandian Air Panas (PAP) Tirta Husada, atau yang lebih akrab di telinga masyarakat sebagai Cipanas Kedungoleng. Objek wisata ini telah lama menjadi destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun dari luar daerah yang mencari relaksasi dan manfaat kesehatan dari sumber air panas alami. Kandungan belerang pada air panas diyakini mampu membantu menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan merelaksasi otot, menjadikannya daya tarik yang konsisten sepanjang tahun.

Pemerintah Desa Kedungoleng, sadar akan potensi ini, tidak berhenti pada satu ikon. Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan destinasi wisata baru gencar dilakukan untuk menarik lebih banyak pengunjung dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Salah satu inisiatif yang menonjol ialah pembangunan Wisata Hutan Ngabei dan Drais View 360°. Wisata Hutan Ngabei, yang pengelolaannya dipercayakan kepada Karang Taruna, menawarkan konsep ekowisata yang memanfaatkan keindahan hutan pinus sebagai latar utamanya. Sementara itu, Drais View 360° yang dikelola oleh Ikatan Pemuda-Pemudi Masjid Al Ikhlas (IPPMA) menyuguhkan pemandangan panorama alam dari ketinggian yang memukau.

Kepala Desa Kedungoleng, Tasir, dalam sebuah kesempatan pada awal 2021, menyatakan bahwa pengembangan kedua lokasi wisata tersebut didanai melalui anggaran dana desa. "Kami melihat potensi alam yang luar biasa dan ingin memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya destinasi baru, kami berharap ekonomi desa akan semakin tumbuh," ujarnya. Upaya ini menunjukkan visi pemerintah desa untuk melakukan diversifikasi atraksi wisata, tidak hanya bergantung pada Cipanas, tetapi juga menciptakan alternatif yang menyasar segmen wisatawan berbeda, seperti kaum muda dan pencinta alam.

Pertanian Sebagai Tulang Punggung Ekonomi Desa

Di luar pariwisata, denyut nadi perekonomian Desa Kedungoleng berdetak kencang di sektor pertanian. Lahan yang subur menjadi modal utama bagi mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Salah satu komoditas yang menjadi andalan dan menunjukkan hasil yang menjanjikan ialah jagung.

Pada pertengahan tahun 2025, para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Berkah Joyo berhasil melaksanakan panen jagung tahap pertama di lahan seluas kurang lebih satu hektare. Kegiatan ini menjadi bukti nyata keberhasilan program ketahanan pangan di tingkat desa. Dalam acara panen yang dihadiri oleh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Paguyangan, Kapolsek Paguyangan, AKP Tasudin, S.H., M.H., menyampaikan apresiasinya. "Panen ini bukan sekadar rutinitas, tapi bukti nyata bahwa petani kita mampu berkontribusi besar untuk ketahanan pangan. Kami dari Polri tentu mendukung penuh upaya ini demi kesejahteraan masyarakat," ungkapnya. Hasil panen yang mencapai sekitar 3 ton dari lahan simbolis seluas 1.000 meter persegi dikelola langsung oleh kelompok tani untuk mendukung kemandirian dan kesejahteraan para anggotanya.

Selain jagung, sektor pertanian di Kecamatan Paguyangan secara umum didominasi oleh tanaman padi serta berbagai komoditas hortikultura. Keberadaan sumber mata air yang melimpah dari pegunungan di sekitar desa menjadi faktor pendukung utama bagi keberlangsungan kegiatan pertanian. Air tidak hanya digunakan untuk irigasi sawah, tetapi juga untuk kebutuhan sehari-hari warga. Pengelolaan sumber daya air ini menjadi salah satu fokus penting bagi masyarakat dan pemerintah desa untuk menjamin keberlanjutan.

Dinamika Sosial dan Kekuatan Tradisi Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Desa Kedungoleng diwarnai oleh dinamika yang cukup tinggi serta semangat gotong royong dan pelestarian budaya yang kuat. Masyarakatnya dikenal aktif dalam menyuarakan aspirasi dan mengawal jalannya pemerintahan desa. Pada awal Januari 2025, ratusan warga menggelar aksi damai di balai desa untuk menuntut transparansi pengelolaan dana desa, khususnya terkait beberapa proyek infrastruktur. Aksi ini mendorong dialog konstruktif antara warga dengan pemerintah desa yang dipimpin oleh Kepala Desa Tasir. Dalam dialog tersebut, pemerintah desa memberikan klarifikasi dan berkomitmen untuk melakukan evaluasi serta percepatan pembangunan.

Di sisi lain, masyarakat Kedungoleng juga teguh dalam merawat tradisi leluhur sebagai wujud syukur dan perekat sosial. Salah satu tradisi yang rutin digelar ialah "Sedekah Bumi". Seperti yang dilaksanakan oleh warga Kadus 2 di Dukuh Cibeler pada pertengahan tahun 2025, acara ini menjadi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah. Ida Karyawati, AMD, selaku Kepala Dusun 2, menyatakan, "Kami berpijak di bumi, makan dari hasil bumi. Kita patut bersyukur dengan cara mengadakan Sedekah Bumi. Kami bersatu melestarikan apa yang ada di bumi."

Acara Sedekah Bumi ini tidak hanya diisi dengan doa dan makan bersama, tetapi juga dimeriahkan oleh pertunjukan kesenian tradisional seperti "Kuda Kepang". Karyoto, seorang tokoh masyarakat sekaligus ketua paguyuban seni kuda kepang, menambahkan, "Kami menampilkan seni budaya Kuda Kepang sebagai bentuk `nguri-uri` budaya yang ada di Desa Kedungoleng. Sebagai warisan budaya, kita harus melestarikannya." Selain Sedekah Bumi, tradisi "Tawasulan" yang diiringi kesenian "Lengger Calung" juga kerap diadakan di Dusun Cipanas sebagai wujud syukur dan permohonan keselamatan. Tradisi-tradisi ini menunjukkan bahwa di tengah modernisasi, akar budaya tetap tertanam kuat di sanubari masyarakat Kedungoleng.

Pemerintahan dan Arah Pembangunan ke Depan

Pemerintahan Desa Kedungoleng terus berupaya menjalankan roda administrasi dan pembangunan di tengah berbagai tantangan dan harapan masyarakat. Pelantikan perangkat desa baru, seperti pelantikan Mundir sebagai Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan pada Februari 2025, menjadi bagian dari upaya penguatan struktur pemerintahan untuk meningkatkan pelayanan publik. Dalam sambutannya, Kepala Desa Tasir berharap perangkat yang baru dapat bekerja dengan penuh dedikasi. "Saya berharap Kasi Kesejahteraan yang baru dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesejahteraan sosial dan bersinergi demi mewujudkan Desa Kedungoleng yang lebih maju," tuturnya.

Fokus pembangunan ke depan diarahkan pada optimalisasi potensi yang ada, terutama sektor pariwisata dan pertanian. Namun tantangan seperti pembangunan infrastruktur yang merata dan penanggulangan masalah sosial seperti stunting serta penanganan bencana alam, seperti rumah ambruk akibat hujan deras, tetap menjadi prioritas. Dialog yang terbuka antara pemerintah desa dan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut.

Dengan modal alam yang melimpah, tanah yang subur, serta masyarakat yang dinamis dan berbudaya, Desa Kedungoleng memiliki fondasi yang kokoh untuk menjadi desa yang mandiri dan sejahtera. Sinergi antara pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan, dan seluruh warga akan menentukan arah perjalanan desa ini di masa mendatang, menjadikannya tidak hanya sebagai destinasi wisata unggulan, tetapi juga sebagai contoh desa yang tangguh secara ekonomi dan kaya secara budaya di Kabupaten Brebes.